5/14/2014

strategy_pemasaran_property_2014_2

 Strategi Pemasaran (Bagian I)

Dalam postingan kunci sukses developer, saya berjanji akan memposting tentang strategi marketing. Mungkin ada diantara kawan-kawan yang menagih janji tersebut. Baiklah, kali ini kita akan membahas tentang strategi pemasaran. Karena pada prinsipnya tidak ada properti yang tidak bisa dijual, sebab Tuhan tidak menambah bumi menjadi lebih luas namun terus menciptakan penghuninya, maka yang kita bahas adalah bagaimana caranya mendongkrak penjualan.

Setiap properti pasti ada yang berminat..!! Ya, pernyataan tersebut benar, namun apakah peminatnya setuju dengan harga yang ditawarkan, itu yang menjadi persoalan kita sebagai penjual. Sehingga kadang kita perlu trik dan strategi khusus agar para peminat setuju dengan harga kita. Ada beberapa strategi yang bisa kita gunakan untuk menggenjot pemasaran, diantaranya adalah dengan menggunakan Subsidi Uang Muka. Bagaimana caranya..? Simak strategi pemasaran berikut:


1. Strategi Subsidi Uang Muka (DP)
Sedikit bercerita, beberapa tahun silam kami mengembangkan proyek perumahan sederhana sehat yang waktu itu mendapat subsidi selisih bunga lewat KPR BTN. Pasar yang kami tuju adalah pasar kelas bawah, dimana bagi mereka uang seribu dua ribu rupiah begitu bernilai. Waktu itu kami berpikir keras, bagaimana masyarakat yang menjadi tujuan pasar kami berminat dan tertarik membeli rumah yang kami kembangkan. Akhirnya kami menggunakan strategi subsidi uang muka, waktu itu uang muka yang dibayar cukup Rp.1 juta Rupiah. Hasilnya, tidak memakan waktu lama, 130 unit rumah habis terjual. 

Bagaimana sistem perhitungannya Subsidi Uang Muka...?
Sebelumnya, dalam ilustrasi di postingan 5 Strategi Mendapatkan Lahan, kami membuat harga jual sebesar Rp.204 juta. Kalau kita mengambil asumsi DP 20%, karena sebagian bank bersedia membiayai 80% dari nilai jual, maka akan kita temukan angka Rp.40.800.000 sebagai uang muka (DP), angka ini lumayan besar bagi calon pembeli. Belum lagi ditambah biaya asuransi, notaris, appraiser dan lainnya, berapa banyak yang dana yang harus disiapkan. Dengan nilai sebesar itu, tidak semua orang bisa menjangkaunya. Bagaimana dengan sebagian orang yang kalau kita lihat dari penghasilannya sebenarnya mampu membayar angsuran KPR namun tidak memiliki dana tunai untuk DP (uang muka)? Padahal kita sebagai penjual sangat membutuhkan pembeli. Tanpa adanya pembeli, penjual tidak akan menghasilkan apa-apa. Persoalan ini dapat dipecahkan dengan menggunakan strategi subsidi DP.

Perhatikan ilustrasi berikut :
A. Harga Real
1. Harga Jual : Rp.204.000.000,-
2. Nilai KPR : 80% x Rp.204.000.000 = Rp.163.200.000,-
3. Uang Muka : 20% x Rp.204.000.000 = Rp.40.800.000,-

B. Harga Pengajuan ke Bank
1. Harga Jual : Rp.250.000.000,-
2. Nilai KPR : 80% x Rp.250.000.000 = Rp.200.000.000,-
3. Uang Muka : 20% x Rp.250.000.000 = 50.000.000,-

C. Harga Marketing
1. Harga Jual : Rp.250.000.000,-
2. Nilai KPR : 80% x Rp.250.000.000 = Rp.200.000.000,-
3. Uang Muka : 20% x Rp.250.000.000 = 50.000.000,-
4. Uang Muka Dibayar : Rp.4.000.000,-

Wow, dengan uang muka Rp. 4 juta siapa yang tidak tertarik..?? Apakah developer dirugikan..??
Hitung saja : 
1. Nilai KPR : Rp.200.000.000,-
2. Uang Muka : Rp.4.000.000,-
3. Uang Muka + Pencairan KPR = Rp.204.000.000,-
Sesuai dengan harga jual yang direncanakan bukan...?
Berapa angsuran perbulannya..? Download saja sistem perhitungan otomatis yang kami sediakan (lihat Download Gratis diatas).

Simak strategi lainnya dalam postingan berikutnya. Ikuti terus blog kami dan jika anda mengangap blog ini bermanfaat, beritahu teman-teman anda lewat fasilitas yang kami sediakan (email, facebook, twiter dan lainnya).
Sebagai tambahan bekal untuk staf marketing anda, download saja ebook "Menawarkan tanpa Penolakan" , gratis...
Ketika metode marketing lama dikombinasikan dengan teknologi baru maka hal itu dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat. Google+, Vine, atau Twitter merupakan alat pemasaran baru yang canggih, hemat biaya. Namun Anda tidak harus memfokuskan diri pada sesuatu yang baru tersebut. Beberapa metode marketing lama juga masih menarik dan efektif.
Agar semakin kuat, cobalah menggabungkan teknologi modern tersebut dengan trik marketing lama. Berikut beberapa tips marketing lama yang terbukti sangat hebat, dikutip dari situs www.marketing.co.id:
Word-of-Mouth Marketing
Word-of-Mouth masih menjadi kekuatan terbesar marketing. Orang lebih percaya teman-teman dan keluarga mereka. Berikan reward kepada pelanggan setia yang membawa orang-orang baru ke dalam “keluarga” dan mendorong karyawan Anda untuk menyebarkan berita ke lingkungan mereka.
Hal ini secara eksponensial dapat meningkatkan jangkauan arahan Anda dengan memasukkan program referral ke dalam daftar email marketing dan upaya media sosial Anda.
Koneksi pribadi
Menciptakan hubungan pribadi akan membuat Anda sangat mengesankan. Gunakan software pelacakan kontak untuk mencari tahu hari ulang tahun klien dan menjangkau mereka dengan catatan pribadi melalui media sosial.
Kartu Pos
Kirimkan kartu pos kepada pelanggan sebagai tanda terima kasih untuk pesanan terakhir mereka, atau menceritakan acara Anda berikutnya yang mungkin akan membuat mereka tertarik. Kirimkan kartu pos kepada pelanggan sebagai langkah standar setiap terjadi pemesanan/pembelian.
“Kopi Darat”
Jaringan lokal masih menjadi jalan utama untuk meraih pelanggan setia. Media sosial sangat bagus untuk mempertahankan hubungan. Tapi tidak sebagus jika dibandingkan dengan kekuatan duduk bersama dengan pelanggan pada pertemuan lokal, pertemuan kamar dagang, konferensi industri atau lainnya. Tentunya itu lebih baik ketimbang update laman Facebook.
Carilah tempat kumpul-kumpul yang menyenangkan. Selenggarakan konferensi di daerah Anda bukan untuk industri Anda,  tetapi bagi industri yang membutuhkan jasa Anda. Misalnya, jika Anda menjual software akuntansi, maka hadirilah pertemuan asosiasi software akutansi lokal. Anda mungkin menjadi satu-satunya dari industri di asosiasi usaha kecil setempat yang berkumpul.
Radio
TV sangat bagus, tapi harganya tentu sangat mahal. Namun, radio secara historis telah dan tetap memiliki nilai tersendiri bagi iklan bisnis kecil dan menengah. Jangan membatasi diri untuk memasang iklan. Radio lokal merupakan radio yang paling menjangkau masyarakat di daerah tersebut.


Gabungkan kekuatan radio dengan kekuatan komunikasi modern dengan mendapatkan podcast tentang industri Anda, atau membuat podcast sendiri dengan saran tentang keahlian Anda. (djayaloved)

No comments: