Dalam
postingan kunci sukses
developer, saya berjanji akan memposting tentang strategi marketing.
Mungkin ada diantara kawan-kawan yang menagih janji tersebut. Baiklah, kali ini
kita akan membahas tentang strategi pemasaran. Karena pada prinsipnya tidak ada
properti yang tidak bisa dijual, sebab Tuhan tidak menambah bumi menjadi lebih
luas namun terus menciptakan penghuninya, maka yang kita bahas adalah bagaimana
caranya mendongkrak penjualan.
Setiap
properti pasti ada yang berminat..!! Ya, pernyataan tersebut benar, namun
apakah peminatnya setuju dengan harga yang ditawarkan, itu yang menjadi
persoalan kita sebagai penjual. Sehingga kadang kita perlu trik dan strategi
khusus agar para peminat setuju dengan harga kita. Ada beberapa strategi yang
bisa kita gunakan untuk menggenjot pemasaran, diantaranya adalah dengan
menggunakan Subsidi Uang Muka. Bagaimana caranya..? Simak strategi pemasaran
berikut:
1.
Strategi Subsidi Uang Muka (DP)
Sedikit
bercerita, beberapa tahun silam kami mengembangkan proyek perumahan sederhana
sehat yang waktu itu mendapat subsidi selisih bunga lewat KPR BTN. Pasar yang
kami tuju adalah pasar kelas bawah, dimana bagi mereka uang seribu dua ribu
rupiah begitu bernilai. Waktu itu kami berpikir keras, bagaimana masyarakat
yang menjadi tujuan pasar kami berminat dan tertarik membeli rumah yang kami
kembangkan. Akhirnya kami menggunakan strategi subsidi uang muka, waktu itu
uang muka yang dibayar cukup Rp.1 juta Rupiah. Hasilnya, tidak memakan waktu
lama, 130 unit rumah habis terjual.
Bagaimana
sistem perhitungannya Subsidi Uang Muka...?
Sebelumnya,
dalam ilustrasi di postingan 5 Strategi
Mendapatkan Lahan, kami membuat harga jual sebesar Rp.204 juta.
Kalau kita mengambil asumsi DP 20%, karena sebagian bank bersedia membiayai 80%
dari nilai jual, maka akan kita temukan angka Rp.40.800.000 sebagai uang muka (DP),
angka ini lumayan besar bagi calon pembeli. Belum lagi ditambah biaya asuransi,
notaris, appraiser dan lainnya, berapa banyak yang dana yang harus disiapkan.
Dengan nilai sebesar itu, tidak semua orang bisa menjangkaunya. Bagaimana
dengan sebagian orang yang kalau kita lihat dari penghasilannya sebenarnya
mampu membayar angsuran KPR namun tidak memiliki dana tunai untuk DP (uang
muka)? Padahal kita sebagai penjual sangat membutuhkan pembeli. Tanpa adanya
pembeli, penjual tidak akan menghasilkan apa-apa. Persoalan ini dapat
dipecahkan dengan menggunakan strategi subsidi DP.
Perhatikan
ilustrasi berikut :
A.
Harga Real
1.
Harga Jual : Rp.204.000.000,-
2.
Nilai KPR : 80% x Rp.204.000.000 = Rp.163.200.000,-
3.
Uang Muka : 20% x Rp.204.000.000 = Rp.40.800.000,-
B.
Harga Pengajuan ke Bank
1.
Harga Jual : Rp.250.000.000,-
2.
Nilai KPR : 80% x Rp.250.000.000 = Rp.200.000.000,-
3.
Uang Muka : 20% x Rp.250.000.000 = 50.000.000,-
C.
Harga Marketing
1.
Harga Jual : Rp.250.000.000,-
2.
Nilai KPR : 80% x Rp.250.000.000 = Rp.200.000.000,-
3.
Uang Muka : 20% x Rp.250.000.000 = 50.000.000,-
4.
Uang Muka Dibayar : Rp.4.000.000,-
Wow,
dengan uang muka Rp. 4 juta siapa yang tidak tertarik..?? Apakah developer
dirugikan..??
Hitung
saja :
1.
Nilai KPR : Rp.200.000.000,-
2.
Uang Muka : Rp.4.000.000,-
3.
Uang Muka + Pencairan KPR = Rp.204.000.000,-
Sesuai
dengan harga jual yang direncanakan bukan...?
Berapa
angsuran perbulannya..? Download saja sistem perhitungan otomatis yang kami
sediakan (lihat Download Gratis diatas).
Simak
strategi lainnya dalam postingan berikutnya. Ikuti terus blog kami dan jika
anda mengangap blog ini bermanfaat, beritahu teman-teman anda lewat fasilitas
yang kami sediakan (email, facebook, twiter dan lainnya).
Sebagai tambahan bekal untuk staf marketing anda, download saja ebook "Menawarkan tanpa Penolakan" , gratis...
Sebagai tambahan bekal untuk staf marketing anda, download saja ebook "Menawarkan tanpa Penolakan" , gratis...
Ketika metode marketing lama
dikombinasikan dengan teknologi baru maka hal itu dapat menjadi sebuah kekuatan
yang dahsyat. Google+, Vine, atau Twitter merupakan alat pemasaran baru yang
canggih, hemat biaya. Namun Anda tidak harus memfokuskan diri pada sesuatu yang
baru tersebut. Beberapa metode marketing lama juga masih menarik dan efektif.
Agar semakin kuat, cobalah
menggabungkan teknologi modern tersebut dengan trik marketing lama. Berikut
beberapa tips marketing lama yang terbukti sangat hebat, dikutip dari situs
www.marketing.co.id:
Word-of-Mouth Marketing
Word-of-Mouth masih menjadi kekuatan
terbesar marketing. Orang lebih percaya teman-teman dan keluarga mereka.
Berikan reward kepada pelanggan setia yang membawa orang-orang baru ke dalam
“keluarga” dan mendorong karyawan Anda untuk menyebarkan berita ke lingkungan
mereka.
Hal ini secara eksponensial dapat
meningkatkan jangkauan arahan Anda dengan memasukkan program referral ke dalam
daftar email marketing dan upaya media sosial Anda.
Koneksi pribadi
Menciptakan hubungan pribadi akan
membuat Anda sangat mengesankan. Gunakan software pelacakan kontak untuk
mencari tahu hari ulang tahun klien dan menjangkau mereka dengan catatan
pribadi melalui media sosial.
Kartu Pos
Kirimkan kartu pos kepada pelanggan
sebagai tanda terima kasih untuk pesanan terakhir mereka, atau menceritakan
acara Anda berikutnya yang mungkin akan membuat mereka tertarik. Kirimkan kartu
pos kepada pelanggan sebagai langkah standar setiap terjadi
pemesanan/pembelian.
“Kopi Darat”
Jaringan lokal masih menjadi jalan
utama untuk meraih pelanggan setia. Media sosial sangat bagus untuk
mempertahankan hubungan. Tapi tidak sebagus jika dibandingkan dengan kekuatan
duduk bersama dengan pelanggan pada pertemuan lokal, pertemuan kamar dagang,
konferensi industri atau lainnya. Tentunya itu lebih baik ketimbang update
laman Facebook.
Carilah tempat kumpul-kumpul yang
menyenangkan. Selenggarakan konferensi di daerah Anda bukan untuk industri
Anda, tetapi bagi industri yang membutuhkan jasa Anda. Misalnya, jika
Anda menjual software akuntansi, maka hadirilah pertemuan asosiasi software
akutansi lokal. Anda mungkin menjadi satu-satunya dari industri di asosiasi
usaha kecil setempat yang berkumpul.
Radio
TV sangat bagus, tapi harganya tentu
sangat mahal. Namun, radio secara historis telah dan tetap memiliki nilai
tersendiri bagi iklan bisnis kecil dan menengah. Jangan membatasi diri untuk
memasang iklan. Radio lokal merupakan radio yang paling menjangkau masyarakat
di daerah tersebut.
Gabungkan kekuatan radio dengan
kekuatan komunikasi modern dengan mendapatkan podcast tentang industri Anda,
atau membuat podcast sendiri dengan saran tentang keahlian Anda. (djayaloved)
No comments:
Post a Comment